Antusias masyarakat Papua (Papua dan West Papua) untuk memperingati hari kembalinya Irian Barat pada 1 Mei 2008 terlihat sangat besar sekali. Sejak dua pekan lalu gema kegiatannya sudah terlihat, seperti lomba gerak jalan yang telah diikuti oleh ribuan peserta dari semua kalangan. Memang peringatan kembalinya Irian Barat (Papua) kali ini yang akan dilaksanakan pada 3 Mei di Lapangan Mandala adalah yang pertama kalinya diselanggarakan secara besar-besaran. Penundaan hingga 2 hari dari tanggal yang semestinya dikarenakan pada 1 Mei bertepatan dengan hari buruh dan hari libur kenaikan Isa Almasih dan pada 2 Mei bersamaan dengan libur cuti.
Kegiatan lain juga bakal menyemarakkan momen tersebut adalah pesta rakyat di Danau Sentani dengan menampilkan beberapa kesenian dan tarian rakyat, malam renungan di Taman Imbi Jayapura, anjangsana pelajar ke para tokoh pejuang Papua, ziarah ke TMP di Waena dan TMP Marthen Indey di Kertosari dan juga hiburan rakyat. Sebagai puncak peringatan adalah upacara secara besar-besaran (seperti peringatan 17 Agustus termasuk pengibaran merah putih) di Lapangan Mandala. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh komponen masyarakat, baik TNI/Polri, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan serta para pelajar dan Mahasiswa.
Menurut Ketua Panitia Peringatan Kembalinya Irian Barat ke NKRI Tingkat Provinsi Papua Dandim 1701/Jayapura Letkol Kav. A.H Napoelon, tujuan utama diperingatinya momen itu secara besar-besaran adalah untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan mengajak semua komponen masyarakat untuk mengenang kembali peristiwa heroik, dan juga ingin Papua ini menjadi harapan bangsa Indonesia ke depan. “1 Mei sebagai hari kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah dari bumi pertiwi dengan ditandai kembalinya Irian Barat ke NKRI. Ini berarti bahwa kedaulatan dan keutuhan Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke telah terwujud,” katanya seusai mengikuti ziarah ke Taman Makam Pahlawan di Waena pada Selasa 29 April 2008.
Danau Sentani termasuk salah satu wilayah yang sangat monumental saat 1 Mei 1963. Dimana saat Belanda menyerahkan Irian Barat ke NKRI Presiden Soekarno mencanangkan pertama kalinya di Kampung Harapan, Sentani. Di tengah rangkaian upacara itu, para mantan pejuang akan membacakan ikrar agar 1 Mei dijadikan hari libur nasional yakni sebagai hari keutuhan nasional. Mengapa demikian, sebab saat 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamirkan sebagai Hari Kemerdekaan, Irian Barat ini masih ditahan dan dijajah Belanda. Selanjutnya pada 1 Mei 1963, Indonesia yang tadinya hanya dari Sabang sampai Maluku, wilayahnya sudah utuh yakni meliputi dari Sabang sampai Merauke dengan ditandai kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI. Hari Keutuhan Nasional wajib diperingati seluruh Bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke.