Archive for the ‘Tourism’ Category

Perjuangan Merah Putih Monument

September 23, 2008

Tubir Seram island

Tubir Seram island

Perjuangan Merah Putih Monument is  erected at Tubir Seram island. Tubir Seram island is well known as an amazing and beautiful natural scenery. Located in front of Fak-Fak town, this island is popular with a garden full of many colorful flowers and many types of plants.  Another place that can be visited is  a mini museum  which built to save artifact of historical values. To get there, it takes only five minutes from Fak-Fak town by boat.

Jangan Ganggu Kami

September 23, 2008

Jangan tembaki kami

Jangan buru kami

Jangan tangkap kami

 

Biarkan Bulu Indah warna-warni

Menghiasi Bumi Pertiwi

Banggalah dengan Kehadiran Kami si Burung Surga ini

Berhias Kuning, Hijau, dan Coklat

Menyelimuti Diri

Demikian juga dengan Dara Mahkota

Atau Mambruk kata Mereka

Berhias Biru, Putih dan Abu-abu

Bermahkota Setiap hari

Ingin Hidup Ribuan Tahun lagi

 

Jangan hanya puas tonton kami di Kebun Binatang

Selamatkan pula Kami di Papua tempat kami berasal

Jikalau engkau membunuhku

Tentu Anak-anakmu tak akan melihatku Lagi

Selain hanya di Kertas dan Movie

 

Kamipun ingin hidup seperti dirimu

Terbang Bebas di Alam Hijau Indonesia Ini

 

Cegahlah kami dari Kepunahan

Lindungi Kami dari Kejahatan

Biarkan Anak-cucumu Senantiasa Bersama Kita

Turut Amankan Kami dari Gangguan

 

Hingga Terus Terbang Bebas Menghiasi Langit

Menikmati Keindahan Alam Indonesia Kita

Sepanjang Masa

Five Australians in Papua

September 19, 2008

 

According to Defense Minster Juwono Sudarsono after a meeting with his Australian counterpart Joel Fitzgibbon. “Our finding from the event of the Australians who flew from Queensland to Papua is that five Australians are not a threat or anything like that. “It was only a number of people looking for an opportunity to open up tourism,” he added.

 

Red and White Flag unfluring in Papua

August 7, 2008

 

Tomorrow on 8 August the Red and White Flag will be unrolling for 1 km long at the 47th anniversary of Boy Scouts in Fakfak, Papua. The parade will start from 16 November Stadium  to reclamation beach.  It also welcome the 63rd anniversary of Indonesia Independence.    

Another agenda is rope jumping presented by Pramuka Widya Kartika supervised by Military District Command/Kodim 1706 Fakfak.

 

Hari Keutuhan Nasional : Peringatan ke-45 Kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI.

May 2, 2008

Antusias masyarakat Papua (Papua dan West Papua) untuk memperingati hari kembalinya Irian Barat pada 1 Mei 2008 terlihat sangat besar sekali. Sejak dua pekan lalu  gema kegiatannya sudah terlihat, seperti lomba gerak jalan yang telah diikuti oleh ribuan peserta dari semua kalangan.  Memang peringatan kembalinya Irian Barat (Papua)  kali ini yang akan dilaksanakan pada 3 Mei di Lapangan Mandala adalah yang pertama kalinya diselanggarakan secara besar-besaran.  Penundaan hingga 2 hari dari tanggal yang semestinya dikarenakan pada 1 Mei bertepatan dengan hari buruh dan hari libur kenaikan Isa Almasih dan  pada 2 Mei bersamaan dengan libur cuti.  

Kegiatan lain juga bakal menyemarakkan momen tersebut adalah pesta rakyat di Danau Sentani dengan menampilkan beberapa kesenian dan tarian rakyat,  malam renungan di Taman Imbi Jayapura, anjangsana pelajar ke para tokoh pejuang Papua, ziarah ke TMP di Waena dan TMP Marthen Indey di Kertosari dan juga hiburan rakyat.  Sebagai puncak peringatan adalah upacara secara besar-besaran (seperti peringatan 17 Agustus termasuk pengibaran merah putih) di Lapangan Mandala. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh komponen masyarakat, baik TNI/Polri, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan serta para pelajar dan Mahasiswa.

Menurut Ketua Panitia Peringatan Kembalinya Irian Barat ke NKRI Tingkat Provinsi Papua Dandim 1701/Jayapura Letkol Kav. A.H Napoelon,  tujuan utama diperingatinya momen itu secara besar-besaran adalah untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan mengajak semua komponen masyarakat untuk mengenang kembali peristiwa heroik, dan juga ingin Papua ini menjadi harapan bangsa Indonesia ke depan. “1 Mei sebagai hari kembalinya Irian Barat ke Pangkuan NKRI merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah dari bumi pertiwi dengan ditandai kembalinya Irian Barat ke NKRI. Ini berarti bahwa kedaulatan dan keutuhan Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke telah terwujud,” katanya seusai mengikuti ziarah ke Taman Makam Pahlawan di Waena pada  Selasa 29 April 2008.

Danau Sentani termasuk salah satu wilayah yang sangat monumental saat 1 Mei 1963. Dimana saat Belanda menyerahkan Irian Barat ke NKRI Presiden Soekarno mencanangkan pertama kalinya di Kampung Harapan, Sentani.  Di tengah rangkaian upacara itu, para mantan pejuang akan membacakan ikrar agar 1 Mei dijadikan hari libur nasional yakni sebagai hari keutuhan nasional. Mengapa demikian, sebab saat 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamirkan sebagai Hari Kemerdekaan, Irian Barat ini masih ditahan dan dijajah Belanda. Selanjutnya pada 1 Mei 1963, Indonesia yang tadinya hanya dari Sabang sampai Maluku, wilayahnya sudah utuh yakni meliputi dari Sabang sampai Merauke dengan ditandai kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI. Hari Keutuhan Nasional wajib diperingati seluruh Bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke.

 

 

 

 

 

An Integrated and Independent City will built soon in Merauke

April 23, 2008

Merauke – In the next few months, Papuan Government will build an integrated city in Papua located at Salor District Alim Anim Merauke. Its goal is to open the isolation and to give access for its surrounding area. The region for the city development of covers 35.235 ha and will be begun in 2009. The area is a transmigration location which meets requirement for building an integrated city. One of Papuan guy said,” this is a great project that we all should support”.

The plan is revealed at the meeting during the visit of Secretary for Director General of P4 Trans, Department of Settlement and Transmigration, Nirwanto, accompanied by his 3 directors of P4 Trans to Merauke, on April 22 2008. As it is known that minimum requirement to build a such kind city is an area of 130 ha. The occupants will be all available community in this area such as old transmigration settlements, local inhabitants and new settlements.

This plan is the result of cooperation between the central and local government as well as private sector and enterprises. Its budget is taken 30% from the state budget (APBN), 30% from regency/province budget (APBD) and 40% from other fund such as private sector,” Nirwanto added. Meanwhile, Merauke Regent Drs Johanes Gluba Gebze hopes that the development of area will be able to open access for surrounding areas in the vicinity. “This project is not only to follow up of positive impact of transmigration in Merauke but also to challenge the opinions that the transmigration is not siding to local people,” he said. (Ar10)

 

Kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Papua

February 19, 2008

Jayapura.WPP. Pada Jum’at, 15 Februari 2008 Wakil Presiden H Muhammad Jusuf Kalla tiba di Jayapura. “Dukungan rakyat Papua sangat kondusif,” ujar Dansatgas pengamanan VVIP Kolonel Kav Burhanuddin Siagian yang juga Danrem 172/PWY. Ini tentunya menjadi bukti bahwa rakyat Papua menginginkan pembangunan berkelanjutan.

Wapres dan rombongannya tiba di Bandar Udara Sentani sekitar pukul 15.45 WIT dengan pesawat kepresidenan RJ-85 setelah terbang dari Kendari Sulawesi Tenggara. Di Bandara Udara Sentani, Wapres Jusuf Kalla disambut oleh Gubernur Barnabas Suebu, SH, Gubernur Papua Barat Bram O Aturui, Ketua DPR Papua Drs John Ibo, MM, Ketua DPR Papua Barat Demianus Idjie, Ketua MRP Agus Alua, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjend TNI Haryadi Soetanto, Kapolda Irjend Pol Drs Max Donald Aer dan sejumlah pejabat lainnya.Terlihat dalam rombongan Wapres diantaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS Pazkah Suzeta, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto dan lain-lain. Terlihat juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Menteri Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Fredy Numberi yang sudah tiba sejak Kamis lalu.

Setibanya di Bandara Sentani, Wapres Jusuf Kalla langsung istirahat sejenak di ruang tunggu VIP selama kurang lebih 10 menit dan selanjutnya masuk ke mobil kepresidenan yang platnya bertuliskan Indonesia 2 lengkap dengan Bendera Merah Putih. Di mobil tersebut, Wapres didampingi Gubernur Suebu hingga sampai ke Swissbel Hotel Ruko Dok II Jayapura.Sepanjang jalan yang dilalui oleh rombongan Wapres, semuanya berjalan lancar, termasuk cuaca yang bersahabat. Bahkan di sejumlah tempat dipinggir jalan dari Sentani hingga Jayapura terlihat warga yang menyambut rombongan Wapres di tepi-tepi jalan ingin menyaksikan Wapresnya dari dekat. Di SwissbelHotel, Wapres disambut oleh Walikota Jayapura Drs Menase Robert Kambu dan sejumlah pejabat lainnya.  

Fakfak and Jayapura, West Papua

February 13, 2008

PT. In the book of Nagara-Kertagama writen by Rakawi Prapanca of Majapahit, during the rule of King Hayam Wuruk, in 1365 A.D,  it was mentioned that West Papua was belong to Majapahit Kingdom territory. As mentioned in one of its paragraphs that “Muwah tikhan i wandan, ambwan (Ambon) athawa maloko wwanin (Fakfak)” were claimed as the sovereign territory of the kingdom of Majapahit.  

Fakfak  was likely to be the city center due to its strategic location, such as close to Mollucas.  Since the fall of Majapahit 1478, Nusantara has not well organized and in about 1898 the Dutch began serious exploration.  During Ducth Colonialization, Jayapura City had been chosen to be a Defense Post of Dutch Army in Pacific area. The Dutch government was assigned P.  Windhower at Debi Island, a little island in Yotefa Bay in 1908.  In 1912 the post was moved to a mouth of Numbai river, which is a small river that is mouthed in Yos Yudarso Bay. In a formal ceremony, this mouth of Numbai river then named Hollandia on March 7, 1910. The date was then decided to be the birth date of Jayapura. The status of Hollandia City which was a district had become the government Provincial City. Some of the events happened after that moment were the name of Hollandia was changed into Kotabaru (New City), then Sukarnopura and finally Jayapura. However, West Papua is still Indonesia’s “wild east”. Much of it was still unexplored by outsiders in the 1930s. Allied (American and Australian) forces passed through here in 1944 on the way to the reconquest of the Philippines.

After the Indonesians defeated the Dutch in 1949 and 1950, the Dutch insisted on keeping Irian Jaya (West Papua). They finally gave up the colony in 1963, under a combination of military and diplomatic pressure. In 1969, a UN-sponsored referendum led to Irian Jaya becoming a province of Indonesia. The vast development forced the Region Government to split Jayapura to two districts: North Jayapura and South Jayapura. In 1988, Jayapura was become Administrative City and then in 1993 became Jayapura madya City. Lately, with the Act of Region Government number 22 year 1999, it was then becoming Jayapura City. (Lt) 

Don’t Miss Lake Sentani Festival 2008

February 12, 2008

The Papua Tourism Office (PTO) is going to hold the Lake Sentani Festival on July 16-19 to support the annual Lembah Baliem Festival in Jayawijaya District in August, 2008. 

Lake Sentani

 

“The Lake Sentani Festival will be held as an effort to protect the culture of the Jayapura District, mainly in the Sentani Lake area,” Head of the PTO Elly Weror said in a statement on 2 February 2008. It means there will be two festivals which not only design to ease tourists wishing to enjoy the festivities but also intended to prolong their stays in the province. Previously, there were only three big cultural festivals, namely the cultural festival of Lembah Baliem, that of Asmat and that of Kamoro. PTO was likewise trying to realize the Cendrawasih Bay Festival.Besides holding the cultural events, the province has been reorganizing the tourist sites in the area, including the Holtekam Beach located some 60 kms from Jayapura.

Kaisenar, Papua

January 30, 2008

Papua

62 Anniversary with a River Celebration

 Kaisenar, Papua 

 a Happy Child at Kaisenar, Papua.

 Kaisenar Koteka 

Kaisenar, Koteka, August 2007

Kaisenar, Papua

 Bupati Keerom visits Kaisenar village 21 July 2004, Papua province, Indonesia