Archive for the ‘Otonomi Khusus’ Category

Listening the Papua’s Request

June 24, 2009

Vice President Jusuf Kalla visited Jayapura Saturday 20 June 2009 for his presidential campaign.  Listening to Papuan people request,  there are some representatives asking :

a. to maintain special autonomy as stated by   Franklin Wahae, the chief of  DPC Partai Hanura.

b. to elect  a minister from Papua as stated by  Presiden Mahasiswa USTJ, Muhammad Maulana.

JK was accompanied by his wife, NY Mufidah Jusuf Kalla, his son Solihin Kalla, as well as the party’s member such as , Secretary General DPP Golkar Party Soemarsono, Ali Mochtar Ngabalin, and Yuddy Chrisnandi.

Happy 99th Anniversary of Jayapura

March 6, 2009

Happy Annyversary

On March 7, 2009 Jayapura City will celebrate its  99th  anniversary.  In relation to this matter,  Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) of Jayapura City carries out the control beginning with monitoring towards the cleanliness of the good environment such as housing and  office complex including prohibiting resident to stake out laundry on the clotheslines at the edge of the road.  Head if Trantib Section, Drs Otniel Meraudje, MM asks resident to pay attention to the problem of the cleanliness of the environment,  such as painting the fence, cleaning the water channel and their residence environment.

Happy Anniversary.

Government Memperhatikan Pelayanan Informasi Penduduk Papua

April 2, 2008

Badan Pengelolaan Data Elektronik (BPDE) Provinsi Papua menyediakan fasilitas warung internet (Warnet) gratis dengan dana dari Otsus. Hal tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan perkembangan teknologi kepada masyarakat, sekaligus membantu masyarakat, terutama kelompok pelajar dan mahasiswa dalam mengakses berbagai informasi. Kepala Badan Pengelolaan Data Elektronik, Thobias Solossa,SH, MM mengatakan “Untuk seluruh fasilitas internet yang dikelola BPDE, tiap bulannya kami membayar sekitar Rp 60 juta,”katanya. Caranya sederhana, datang saja ke Kantor BPDE dan mengisi formulir untuk menjadi anggota, sesudah itu akan dikasih password untuk mengakses internet. “Fasilitas internet gratis ini untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik terkait bisnis, usaha kecil dan berbagai informasi lainnya,”papar Thobias.

 

Dari tahun ke tahun, peminat atau pengunjung Warnet gratis ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana pada 2006 lalu, jumlah pengunjung 2.388 orang dan pada 2007 meningkat menjadi 22.177 pengunjung. Dari 2.388 pengunjung di tahun 2006, 1980 orang diantaranya merupakan pengunjung laki-laki, sedangkan sisanya 408 merupakan pengunjung perempuan. Jumlah pengunjung laki-laki masih mendominasi dengan perbandingan 82,9% dan 17,1%.Kemudian jika dilihat dari sisi orang Papua dan non Papua, pada 2006 jumlah pengunjung orang Papua 781 orang (32,7%) dan non Papua mencapai 1.607 (67,3%). Dari jumlah pengunjung tahun 2006 ini, mayoritas adalah mahasiswa dan pelajar yang mencapai 1.388 orang (58,1%), kemudian swasta 351 orang (14,7%), sisanya pengunjung dari kelompok PNS, TNI/Polri dan kelompok masyarakat lainnya. Selanjutnya untuk 2007, dari jumlah pengunjung 22.177 orang, 18.642 orang (84%) merupakan pengunjung laki-laki, sedangkan pengunjung perempuan hanya 3.535 orang (16%). Kemudian dari sisi orang Papua dan non Papua, jumlah pengunjung orang Papua 5.398 orang (24,4%) dan non Papua 16.764 orang (75,6%). Sedangkan dari kelompok pengunjung itu, juga didominasi kelompok pelajar dan mahasiswa, kemudian swasta, PNS, TNI/Polri dan pengunjung lainnya.

Salah seorang pengunjung orang Papua, Mateus K (30) warga Dok V Jayapura merasa cukup sedih, karena banyak rekan-rekannya yang belum memanfaatkan fasilitas Warnet gratis ini secara baik. “Informasi ini sangat penting, sebab jika hari ini kita lewat, maka kita tidak tahu perkembangan apa yang terjadi. Jika itu terjadi, maka kita termasuk orang yang rugi,” tuturnya. Tampak pula seorang siswa kelas II SMPN 1 Jayapura, Heskia Kaiba (13) dan rekannya Targus Patai (13) menggunakan fasilitas tersebut.
Keduanya datang ke Warnet ini karena diajak Yudistira Dandan (13) (non Papua). Ini merupakan adanya kerukunan yang dapat dijadikan contoh bagi pemuda-pemudi lainnya.