Archive for October 2008

International Parliamentarians for West Papua (IPWP) : Uncover Vanuatu Link

October 31, 2008

Kalosil Hanya Popularitas

Kalosil Hanya Popularitas

 

One of overseas leading figures who attended International Parliamentary for West Papua (IPWP) in London was Moana Carcasses Kalosil. Who is he ?  He served as foreign minister (bertugas sebagai menteri luar negeri) under Prime Minister Edward Natapei (PM Edward) from 2003  to 2004. Following parliamentary elections, he became minister of finance on July 28, 2004 under Prime Minister Serge Vohor. He kept the post of finance minister when  Ham Lini became prime minister later in 2004.  But,  on November 14, 2005 he was sacked by Ham Lini for unclear reasons, which he led into the oposition. (Diberhentikan dari jabatannya)

From his CV we know that he does’t have any job (pengangguran) in the government except as the deputy leader of the oposition (wakil kepala oposisi).  It means that he, a member of the Vanuatu Green Party,  doesn’t represent Vanuatu government (tidak mewakili pemerintah Vanuatu).  As a young Papuan student Yohanes said,  “What he did in London was the same with two UK parliament members were doing  that is “to get popularity” (hanya mencari popularitas).  

International Parliamentarians for West Papua, Membongkar Jaringan London

October 30, 2008

 

Berdasarkan investigasi, aksi segelintir kelompok ektrim pimpinan Benny Wenda telah mengadakan kegiatan di London dengan tema ”International Parliamentarians for West Papua” (IPWP) pada 15 Oktober 2008. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 3 anggota Parlemen Inggris, 1 anggota Parlemen Papua New Guinea (PNG), 1 anggota Parlemen Vanuatu dan 30 simpatisan separatis. Kegiatan yang tidak didaftarkan tersebut (kegiatan non formal), disebutnya sebagai gerakan internasional, sama sekali tidak menarik perhatian publik. Para annggota parlemen yang menghadiri kegiatan tersebut tentunya mereka yang masih menutup mata dengan perkembangan demokrasi di Indonesia dan perkembangan otonomi khusus yang sudah diterima luas oleh masyarakat Papua.

WPP kali ini menurunkan hasil investigasi dari mereka-mereka yang hadir utamanya dari Inggris (anggota parlemen Andrew Smith, pendeta L. Harrys dan anggota parlemen Lembit Opik) dan bahayanya pemikiran mereka. Siapakah mereka ?

Andrews Smith

Smith

Smiths

Andrews Smith adalah anggota parlemen partai Labour dari Oxford East sampai sekarang. Andrew adalah seorang City Councillor di Blackbird Leys sebelum terpilih menjadi anggota parlemen dan mengepalai Committee hubungan rasial, pariwisata dan perencanaan local. Ia juga aktif di Amnesty Internasional khususnya HAM di China. Partainya “Labour” adalah partai demokratik sosialis. Namun partai ini sejak pertengahan 1980an, dibawah kepemimpinan Neil Kinnock, John Smith, dan Tony Blair, disebut-sebut sebagai ”Third Way” (more centrist) yang mengadopsi pasar bebas. Dan terkait hal ini, para pengamat lebih menyebutnya sebagai partai Sosial demokratik (left atau center left) atau bahkan neo-liberal. Ia menikah dengan Val dengan satu anak perempuan dan satu cucu.

Lord Harrys

Harrys

Harrys

Ia dikenal dengan aliran liberal, menentang Section 38 UU Pemerintah Lokal Inggris yang melarang mempublikasikan homoseksual. Ia dikenal sejalan dengan pendeta controversial pro-gay Jeffry John yang mendapat pertetangan keras dari seluruh dunia, mengingat bertambahnya penderita AIDS di Inggris yang diyakini karena tindakan kaum gay dan biseksual. Tentunya, jika ide mereka diterapkan di Papua, yang bersama dunia internasional justru sedang berjuang memerangi AIDS, adalah counter produktif sebab hanya akan mendukung berkembangnya penyakit AIDS tersebut.

Lembik Opik

Opik

Opik

Sedangkan Lembik Opik, lahir 2 Maret 1965 dan anggota parlemen partai Liberal Demokrat dari Montgomery Shire sejak tahun 1997, dikenal sebagai seorang flamboyan. Setelah putus dari pacarnya Sean Lloyd ia kemudian bergandengan dengan penyanyi Romania Gabriele Irimia. Sebagai seorang yang ingin mencari perhatian, ia pernah tampil di Who Wants to be Milionare dan mendapatkan US$ 64.000. Pengetahuan tentang Papua adalah sangat diragukan sebab ia lebih menekuni masalah komet dan kemungkinannya untuk menabrak bumi. Lord Harrys adalah pria kelahiran 2 Juni 1936, pensiunan bishop of Oxford (ke 41) di Church of England. Setelah pension dari tentara (perwira) ia masuk ke sekolah Selwyn Colloge, Cambrige hingga mendapat gelar master. Belakangan ia masuk kembali ke tentara. Ia menjadi anggota pendiri Abrahamic Group yang meliputi tiga agama Islam, Kristen, dan Yahudi. Pada 2001 ia memperoleh gelar Doktor of the University dari Oxford Brookes University.

Sementara itu, Jeremy Corbyn adalah pria kelahiran Wiltshire, 26 Mey 1949 ini adalah aktifis partai buruh anggota parlemen Islington North. Ia juga anggota Amnesty Internasional.

 

Kenyataan terlibatnya para tokoh Inggris tersebut utamanya Pendeta Lord Harriys dalam ”International Parliementarians for West Papua” hanyalah untuk mencari popularitas mengingat idenya (Jerry John) yang tidak popular atau mendapat penolakan dari kelompok Kristen di Afrika dan Amerika Selatan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mereka bukannya bermaksud menyelesaikan Papua, melainkan hanya akan menambah permasalahan baru. Yang menjadikan pertanyaan apakan mereka yang hadir (30 orang ) Papua memiliki ide yang sama dengan Jerry John ?