Archive for the ‘Barnabas Suebu’ Category

Menkokesra has Built 47 Houses at Tolikara Village and will build 1000 KM route

March 9, 2008

Pemerintah melalui Menkokesra telah membangun daerah yang cukup terpencil dan berada di daerah pegunungan, tepatnya di Kampung Kanero, Distrik Bokoneri, Tolikara, dari semula tiga rumah atau honai menjadi 47 rumah tipe 36 dilengkapi SD, puskemas pembantu, pembangkit tenaga listrik mikrohodro, 1 unit balai desa, rumah lindung pembibitan, rumah penyimpanan benih, hasil produksi dan alat pertanian, sumber air bersih dan sistem pipanisasi. Kebun percontohan dan demplot pertanian, jalan desa dan lapangan olaraga. Pembangunan tersebut telah dijanjikannya 2 tahun lalu pada saat mengunjungi Yahukimo dan Tolikara. “Pada saat kunjungan di Tolikara itu ada tujuh orang dari Kampung Kanero yang kembali dari kelompok OPM ke pangkuan NKRI. Waktu itu kami berjanji akan membangun tempat mereka dan sekarang telah kita penuhi,” ucapnya.


Menko Kesra menjelaskan, dari kunjungannya itu masyarakat di kampung itu nampak cukup gembira dan menyambut baik pembangunan itu. “Mereka berharap ada pembangunan lagi di daerah-daerah yang lain. Ini tentu sejalan dengan program gubernur yaitu Rencana Strategis Pembangunan Kampung yang dilakukan secara menyeluruh di Papua,” jelasnya. Dengan adanya pembangunan ini, pihaknya berharap bisa mengurangi resistensi dari sebagian masyarakat yang masih berada di gunung-gunung yang belum kembali kepangkuan NKRI.
Kampung Kanero nantinya juga akan dijadikan kampung percontohan bagi kampung-kampung di sekitarnya maupun di Papua.”Adapun pembangunan kampung itu menelan dana Rp 13 miliar lebih yang bersumber dari dana pasca bencana dan pasca konflik dari Kementrian Koordinator Kesra,” sambungnya. Kabag Humas Tolikara Simon Sembor S.Sos melaporkan, peresmian pemukiman desa tertinggal di Kampung Konero, Distrik Bokoneri Kabupaten Tolikara itu, Menkokesra tidak sendirian, namun didampingi Mendagri, Menteri PU, dan Kepala Badan Intelejen Negara serta Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH.Distrik Bokoneri yang terletak sangat terpencil namun mendapat perhatian dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Bukti ketiga Menteri RI membawa salam hangat dari presiden dan wakil presiden untuk masyarakat. Acara persemian yang ditandai penandatangan prasasti dan penggutingan pita itu, disaksikan ribuan pasang mata masyarakat Kanero dan sejumlah pejabat Pemkab Tolikara, anggota DPRP, MRP, maupun aparat distrik dan kampung setempat.Menurut Menkokesra, pembangunan infrastruktur ini merupakan tugas yang diberikan presiden. Selanjutnya model incubator percepatan pembangunan kesejahteraan rakyat untuk melakukan sesuatu yang tertinggal menjadi maju, yang lemah menjadi kuat, yang tidak ada menjadi ada. Ditambahkan, sejalan dengan gagasan rencana strategis Gubernur Provinsi Papua yaitu Respek, diharapkan semua kampung dan distrik di Papua dapat dibangun seperti Konero di Kabupaten Tolikara. Karena Konero ibarat bayi premature yang baru lahir, agar sehat, kuat dan cerdas, maka harus dimasukkan dalam peralatan laboratorium yang memiliki keahlian berbagai disiplin ilmu. Sehingga hal ini menjadi contoh percepatan pembangunan Kesra maupun contoh untuk seluruh Kabupaten di Indonesia.

Gubernur dalam sambutannya menyambut baik program ini karena di kampung dapat tersentuh. Gubernur mengakui bahwa program Menkokesra ini juga merupakan strategi yang paling mendasar untuk penyelesaian masalah Papua.


Di hadapan Gubernur dan para menteri, Bupati Tolikara, DR (HC) John Tabo, MBA atas nama pemerintah dan masyarakat menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah pusat terhadap rakyat Tolikara. Karena daerah pegunungan ini belum pernah dijajah bangsa manapun dan sangat tertinggal dibanding daerah pesisir pantai yang lebih maju karena pernah dijajah Belanda dan Jepang. Untuk itu tidak ada kata berhenti bagi John Tabo untuk mengajak rakyat, sehingga mereka yang tinggal di Honai dapat juga menikmati tinggal di rumah yang layak dan sehat. Kembali ke Aburizal Bakrie. Saat ditanya soal tingkat kesejahteraan masyarakat Papua, Aburizal Bakrie menuturkan, dari pantauannya, kesejahteraan masyarakat Papua mulai membaik. “Adanya kelompok yang kembali ke NKRI merupakan sinyal positif bahwa telah terjadi pembangunan. Mereka tentu tidak akan kembali jika sinyal-sinyal itu tidak mereka lihat,” ujarnya. Menkokesra juga dengan jujur mengakui wilayah pegunungan masih cukup tertinggal dan masih perlu perhatian-perhatian khusus. “Namun cukup jelas sekarang ini bahwa program gubernur saat ini menyeluruh hingga ke kampung-kampung,” tegasnya. Lebih lanjut terkait kunjungan ini, Ketua Tim Interprov Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Provinsi Papua, Drs. Izaak S. Karubaba saat ditanya Cenderawasih Pos menjelaskan, proses pembangunan kompleks pemukiman terpadu sebanyak 47 unit rumah di Kampung Kanero itu dananya berasal dari pemerintah pusat. “Dana tersebut dianggarkan melalui dana pasca bencana APBNP Tahun 2006 di lima kabupaten Pegunungan Tengah yaitu Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang,” paparnya.
Di tempat yang sama, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menjelaskan, masalah pembangunan wilayah Pegunungan Tengah merupakan bagian keseluruhan dari pembangunan Papua. “Untuk pegunungan tengah dikasih biaya yang jauh lebih besar, dimana jalur darat yang akan dibangun itu mulai dari Oksibil, Dekai, Kurima, Wamena dan selanjutnya ke arah Karubaga, Mulia, Hombio, Sugapa, Enarotali dan menyambung ke Nabire. Panjang jalur tersebut kurang lebih 1000 Km,” kata Gubernur Barnabas Suebu.Kemudian dari Oksibil, lanjut gubernur, akan tembus ke arah hulu Sungai Digul. Sementara dari Karubaga akan tembus ke hulu sungai Mamberamo. Selain itu, Wamena hingga Jayapura sudah jalan. “Satu lagi dari Puncak Jaya menuju Ilaga akan tembus ke hulu sungai Belo, sehingga terintegrasi antara laut, sungai, darat dan udara. Dananya cukup besar, jadi kalau bupati bilang dananya kurang itu tidak betul, sebab mereka tidak tahu informasi itu,” tandasnya. Untuk jalur udara, Bandara yang sedang dibangun antara lain, Bandara Sinak (Puncak Jaya) dan Bandara Wagete (Paniai) sehingga akan melengkapi Wamena sebab di kedua Bandara tersebut, pesawat besar yang bisa mendarat di Wamena. Selain itu, ada juga di Oksibil (Pegunungan Bintang) dan di Dekai (Yahukimo),” paparnya.